Deputi Koordinator JPPR - Masykurudin Hafidz Photo: Lensa Indonesia |
Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) mengajak masyarakat peduli pemilu untuk ikut serta memantau dan mengawasi proses pelaksanaan pemilu hingga penghitungan suara.
Hal tersebut, diharapkan untuk meminimalisir bentuk kecurangan dalam mewujudkan pemilihan umum yang jujur dan adil. Pasalnya, tak menutup kemungkinan praktek “serangan fajar” dilakukan dimasa tenang hingga hari pelaksanaan pemilu.
Demikian diungkapkan oleh Peneliti JPPR, Masykurudin Hafidz pada pemaparan hasil pemantauan di masa tenang, yang bertajuk “Kesiapan masyarakat sipil, memastikan pemilu jurdil” di Bakoel Coffe Cikini Jakarta Pusat, Selasa (08/04/2014).
Adanya para relawan, menurut Masyikurudin, akan membuat penyelenggara pemilu tingakat bawah berhitung dua kali jika berniat melakukan pelanggaran (kongkalikong).
“Kehadiran pemantau itu penting, kalau ada orang hadir dan nongkrong itu sama hal membuat mereka berfikir jika ingin melakukan pelanggaran,” terangnya.
Selain memantau, lanjutnya, relawan juga dapat mengisi jika ada kekosongan panitia pengawas lapangan (PPL) dalam proses pengawasan.
Di hari masa tenang (H-1) pelaksanaan pemilu ini, diharapkan baik KPU dan Bawaslu menggunakan kesempatan waktu yang ada untuk mengoptimalkan persiapan hingga hari esok pemilihan. Sehingga, kekurangan dan kelemahan yang menjadi hambatan dapat diantisipasi sedini mungkin.
“Bagi KPU kesempatan istirahant sudah harus dikurangi. Bagaimana KPU ini memastikan besok berjalan dengan baik. Seluruh jajaran dibawahnya seperti para staff bisa menghubungi PPK dan KPPS untuk menanyakan kesiapan dan perkembangan akhir, misal surat suara kurang atau bagaiman, potensinya bagaiman, dan cara mengatasinya bagaiman,” papar Masykurudin.
“Dan juga Bawaslu, memastikan mereka bekerja. Kehadiran mereka sangat penting, bukan asal jalan, namun sudah memiliki instrumen yang jelas sehingga terukur dalam melakukan monitoring,” tambahnya.
Koordinasi intensif dari atar penyelenggara pemilu ini, menjadi hal utama dalam mempersiapkan pelaksanaan pemilu dengan baik.
“Dan, mereka yang belum menerima gaji, mereka yang mungkin belum tau persis tata cara mencoblos, tetapi dalam hal ini cara kita untuk meningkatkatan penyelenggara minimal semangat pelayanan terhadap pemilih harus diutamakan (ditampilkan),” tutupnya. @licom
Post: Lensa Indonesia
Link: http://www.lensaindonesia.com/2014/04/08/jppr-ajak-masyarakat-awasi-praktik-kecurangan-pemilu.html#r=bacajuga