Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR)
Pada akhir pekan ini, Sabtu-Minggu 30 Juni dan 1 Juli 2012, Kampanye terbuka dilakukan oleh tiga pasangan calon yaitu pasangan calon Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini di GOR Kuningan, dan Jokowi-Ahok di Parkir Timur Senayan. Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) menilai Kampanye Terbuka seperti ini kontraproduktif dan tidak mencerdaskan, dengan catatan sebagai berikut;
Pertama, kampanye terbuka lebih terkesan sebagai ajang unjuk kekuatan yaitu seberapa besar pasangan calon tersebut mendapatkan dukungan yang luas. Hal ini terlihat jelas dalam kampanye Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini yang juga direncanakan untuk meraih rekor MURI dalam kampanye terbanyak. Demikian juga unjuk kekuatan tersebut dilakukan oleh pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dengan menghadirkan ketua partai politik, agamawan, musisi dan artis ibu kota.
Kedua, Kampanye terbuka justru kontraproduktif dengan materi dan program yang dikampanyekan. Berencana akan mengurangi kemacetan kok dengan menciptakan kemacetan. Kampanye dengan menciptakan kemacetan ini justru akan dicatat buruk oleh masyarakat pemilih Jakarta. Permohonan maaf oleh Fauzi Bowo dan Hidayat Nur Wahid tidak menjawab persoalan, mestinya keduanya sudah tahu akan membuat macet. Apalagi ini adalah hari libur dimana jalan-jalan yang mestinya kosong dan digunakan masyarakat untuk berolahraga (car free day).
Ketiga, masih banyak ditemui pelibatan anak-anak dalam kampanye dalam kampanye Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini dan Fauzi Bowo-Nahrowi Ramli di Kuningan. Pelibatan anak-anak jelas dilarang dalam kegiatan politik dan melanggar UU No. 23 tahun 2002 pasal 15 tentang Perlindungan Anak. Mestinya pasangan calon dan tim suksesnya memberitahukan untuk tidak membawa anak-anak dalam kampanye dan
menfasilitasi bagaimana anak-anak berada ditempat yang aman dan nyaman saat kampanye.
Trimakasih, Salam.
Masykurudin Hafidz, Manajer Pemantauan
08111-00195 / 0818-0662-9669
2858EF68
Tidak ada komentar: